Arsip Bulanan: Januari 2010

Wisuda Profesi LP3i Cilegon Ke VIII

Saturday January 16th 2010 on Grand Mangku Putra Hotels – Cilegon.. Wisuda D2 angkatan ke-VIII menjadi moment special bagi gue yang bisa dibilang anak kemaren sore yang baru masuk kampus terus gosok2 kamar mandi orang.. Hahaaa.. Not seriously.. But, inilah yang jadi moment berbeda dengan wisuda tahun lalu..

Dulu.. gue ikut sebagai panitia or bisa dibilang Team Sukses yang brutal bawa bawa bendera yang segede abah bwd dipasang di depan senat (upzz.. di pinggir I mean),, So, cukup membanggakan dikalangan tukang karangan bunga dan tukang fhoto yang bisa dibilang ini adalah tukang fhoto bajakan muka orang tanpa permisi dulu mo mhoto.. hohohoo.. (layaknya santa bawa2 martabak hokky sambil koprol) 😀

Baca lebih lanjut

I Just Need U

Malam tadi gue ga’ bisa tidur.. banyak hal yang gue pikirin.. dan nyuci baju bekas ke ujanan adalah salah satu dari sekian banyak pikiran yang gue belom selesaikan secara dramatis (opo iki?!), gue hanyut dalam sebuah lirik miliknya d’masiv feat Kevin, yang menurut gue cukup mewakili perasaan gue malam tadi.. It’s “Rindu Setengah Mati”…

Entah kenapa gue jadi mendadak kangen ma bunny gue.. Secara emang tadi malem dia tidur cepet karna kecapean.. dan gue ngerti itu.. So, keep silent.. Dan yang ga’ paling gue ngerti adalah ketika gue dalam keadaan sendiri tanpa busana (lho ko?!) ga’ lha.. yang jelas pikiran gue yang kelam akan masa lalu itu kembali lagi.. bad story while me child.. 😦

Itu yang selalu menghantui gue dikala sendiri, dikala sepi itu datang menerpa akan tubuh mungil ini.. Tuhan.. adakah orang yang bisa menghapuskan masa kecil gue itu.. helep me.. I think ‘help’…

Dan entah kenapa yang gue rasain adalah kemaren gue ngerasa klo gue ini stupid.. stupid dengan pikiran gue yang konyol akan nasi goreng yang tak ayal klo di jual ga’ bakalan laku.. Upzz ini nasi goreng yang gue temuin di deket kostan gue saat gue basah kuyup ke ujanan.. piss maker.. hahaaa…

So, ngedadak gue jadi ngerasa aneh saat kuliah tiba hari minggu.. dan saat saat klo dead line ngumpulin fhoto buat sertifikat D2 itu penting banget untuk diselesaikan.. walau dengan editan fhoto setengah agak kurang perfect dan ini sech gue rasa mirip biri biri yang tak tuntas diambil bulunya.. mirip anak gurita setengah anak sapi.. Look at the picture :

Baca lebih lanjut

Dengarkan Ceritaku

Suara mesin itu masih sangat kental dalam pikiranku.. suara mesin forklip dengan palet yang dihiasi keramiknya.. suara mesin fhoto copy dengan nada nadanya yang khas.. Dan suara musik dalam lantunan komputer tua ini.. entah apa yang kurasakan akhir akhir ini.. Mirip seperti rusa yang tak percaya akan babi terbang.. Mungkin sedikitnya kepercayaan ku akan seseorang itu sirna..

Siang ini, siang dibalik sebuah bangunan tua yang kaya akan sejarah.. dunia industri keramik.. Aku masih bertahan ditempat kumuh ini.. Tempat yang memang ini seolah menjadi awal bagian terpaan hidupku.. dengan terpaan angin yang diselimuti debu saat ku berjalan melewati lorong lorong dengan hiasan karton dan sebilah palet besar yang dihimpit oleh beberapa keramik.. Aku selalu berfikir kenapa banyak yang tak suka terhadap badan mungil ini.. Bahkan desas desus yang ku harus terima adalah aku tidaklah berbeda dengan anak kecil yang tak tahu apa apa.. Anak kecil yang tidak tahu sopan santun harus bergaul dengan orang besar.. Bahkan bisa dikatakan anak besar yang tidak layak menjadi anak besar sesungguhnya.. Apalah itu, ku buang dalam sanubariku yang mungkin bisa ku tuangkan dalam ceritaku kali ini..

Andai.. kadang diriku selalu berandai andai tentang hidup ini.. Andai saja aku seperti dia.. Seperti orang besar normalnya.. Mungkin kata kata anak kecil kepadaku tidaklah ada.. Cacian cacian yang memang itu hanya gurauan belaka.. Tapi tetaplah saja itu bukan suatu gurauan yang patut untuk ditertawakan.. Inilah aku.. Aku ingin orang yang selalu didekatku tahu bahwa inilah aku bukan orang itu.. Tapi kadang tidak..

Namun disaat ku terjebak dalam cacaian itu.. Beruntunglah aku karena memiliki seorang yang mungkin sudah ku anggap ibuku sendiri.. Yang selalu berfikir bahwa akulah anak dewasa yang tidak dipandang dari sudut fisiknya saja.. Aku masih ingat dengan kata kata itu.. Kata kata yang selalu terngiang dalam pikiranku.. “Kedewasaan seseorang itu bukanlah dinilai dari Usia, bahkan bentuk tubuh (fisik)-nya, akan tetapai kedewasaan seseorang itu bisa dilihat dari bagaimana dia berbicara dan berfikir..” Yah.. kata kata itulah yang selalu menghiasi dikala cacian cacian itu datang..

Baca lebih lanjut